Senin, 11 Juni 2018

Sustainable Supply Chain Management (SSCM)



Hasil gambar untuk green supply chain management
Ilustrasi. Sumber: https://tinyurl.com/yckfhdvn

Pada tulisan sebelumnya pernah dibahas mengenai SCM dan GSCM. Pada tulisan kali ini, akan dibahas mengenai Sustainable Supply Chain Management. Yang melatarbekalangi tulisan kali ini adalah dalam beberapa tahun terakhir, isu mengenai keberlanjutan dan penuntasan kemiskinan semakin mendapat perhatian dari agenda penelitian international business  
SSCM : merupakan rantai  pasok yang memiliki aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi, serta melingkupi bahan baku, informasi, dan produk. SSCM meliputi penggunaan sumber daya alam, emisi gas, kesejahteraan hewan, kesehatan konsumen, kualitas, keamanan pangan, kondisi etika di tempat kerja, dan keterjangkauan konsumen
     1.    Ekonomi: berfokus pada profitabilitas dan keuntungan di luar projek.
    2.   Sosial: berfokus pada penghasilan penduduk, peningkatan pendidikan dan kesehatan, dan pengembangan kapasitas di BOP.
   3.    Lingkungan: belum ada fokus yang teridentifikasi, namun masalah lingkungan mulai menjadi perhatian pada SSCM.
Tujuan BOP dapat diartikan dengan cara meningkatkan pendapatan atau standar hidup rakyat miskin melalui pendekatan yang kompleks (salah satunya adalah kewirausahaan) sebagai pembangunan yang berkelanjutan.
BOP (best of pyramid): contoh dari BOP adalah sebagai berikut: Ada seorang konglomerat yang memiliki perusahaan penghasil produk X. Pasar yang mereka tuju, yaitu pasar populasi bagian bawah. Populasi di bagian bawah piramid miskin tapi populasinya banyak. Si konglomerat ingin meningkatkan daya beli produk yang dia produksi. Maka dari itu, si konglomerat memberdayakan populasi tersebut supaya mereka dapat membeli produknya. Sebenarnya itu tidak dibenarkan karena hal ini termasuk dalam kapitalisme.


SSCM dan BOP diterapkan oleh perusahaan multinasional. Tiga contoh perusahaan multinasional yang menerapkan  kedua hal tersebut adalah

     1.    Danone
Danone merupakan perusahaan yang berpegang pada aspek bisnis dan sosial. Di Bangladesh Danone bertujuan untuk membantu orang yang kurang mampu di dengan produk Susu yang terjangkau dan bergizi.
      2.    (BASF)
BASF: pemasok untuk industri pengolahan makanan. Di samping itu, BASF juga menawarkan keahlian mitra bisnisnya yaitu melakukan fortifikasi terhadap produk makanan dengAn biaya yang terjangkau.
     3.    Nestle
Dalam membuat produknya, Nestle juga membangun sumber bahan mentah di negara lokal dalam pengembangan negara2.

Perusahaan besar seperti perusahaan multinasional telah terbiasa dengan konsumen yang tidak sensitif terhadap harga karena berpenghasilan tinggi, tetapi penerapan konsep BoP pada negara berkembang mewajibkan perusahaan tersebut untuk memahami secara mendalam mengenai karakter konsumen di negara tersebut. Pemahaman ini meliputi budaya, aspirasi, keinginan, dan gaya hidup penduduk. Tentu saja pemahaman-pemahaman tersebut tidaklah mudah.
   SSCM dan BoP bekerja sama dalam dua dimensi keberlanjutan (double bottom line): ekonomi dan sosial, ekonomi dan lingkungan, sosial dan lingkungan, serta tiga dimensi keberlanjutan (triple bottom line): ekonomi, sosial, dan lingkungan. SSCM membantu memperkaya fokus proyek2 BOP saat ini pada double bottom line dengan aspek lingkungan yang sejauh ini masih terabaikan. Kolaborasi antara penerapan SSCM dan BOP dapat menyempurnakan pendekatan triple bottom line. Sekian untuk tulisan kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar