Ilustrasi. Sumber: https://tinyurl.com/yc8h5n2g |
Salah satu kewajiban dan syariat bagi
kaum atau pemeluk agama Islam/Muslim dalam mematuhi perintah Allah yang
tertulis dalam Al-Qur’an dan juga Hadis adalah menerapkan halal dalam kehidupan
sehari-hari.
Beberapa hal yang tidak halal seperti:
1.
Alkohol
dan narkotika
2.
Kotoran,
kenajisan, kejijikkan alami (bangkai, darah tumpah, babi)
3.
Menyebabkan
bahaya (sakit dan santet)
4.
Melanggar
hukum (hasil curian)
Daging hewan lebih rentan terkontaminasi
oleh keharaman. Misalnya, sebuah hewan ternak mati secara tidak sengaja karena terjatuh
dan terbentur atau tersangkut sehingga dagingnya terkoyak dan kehabisan darah.
Bila si penjual nakal tetap menjual daging hewan tersebut untuk dikonsumsi, maka
itu daging hewan sudah menjadi tidak halal dan menjadi haram karena salah satu
syarat daging dapat dikonsumsi adalah daging hewan harus disembelih. Hewan yang
seperti itu tidak boleh dimakan. Penyembelihan setidaknya harus menggunakan
pisau tajam dan menyebut nama Allah.
Dalam melakukan usaha terutama di
bidang perindustrian, rantai pasok sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.
Beberapa fungsi dari rantai pasok adalah
1.
Memenuhi
persediaan dan permintaan dengan baik
2.
Meminimalkan
deadstock yang berujung kepada waste
3.
Meminimalkan
biaya inventaris dll.
Pangan yang halal sangat diperhatikan
oleh masyarakat terutama kaum muslim. Pentingnya kehalalan bagi konsumen dan
rantai pasok dari industry membuat terciptanya suatu sistem Halal Supply Chain Management (HSCM).
HSCM merupakan kegiatan manajemen yang terlibat sepanjang rantai pasok dengan
tujuan menjamin integritas halal mulai dari bahan baku hingga kehalalan dan
keamanan dari makanan tersebut dapat sampai ke konsumen. Maka dari itu HSCM
sangat diperlukan, terutama di Indonesia.
Dengan adanya SCM halal, diharapkan
dapat memperpanjang konsistensi halal dari pengadaan bahan baku hingga
distribusinya, sehingga terjamin kehalalannya. Suatu perusahaan harus memiliki halal policy. Halal policy merupakan nilai penting sebagai bagian dari tanggung
jawab suatu organisasi untuk melindungi integritasnya terhadap kehalalan di sepanjang
rantai pasok untuk mencapai sertifikasi halal, serta untuk memberikan perasaan
aman bagi konsumen mengenai jaminan halal. Halal
policy penting karena menjadi pusat paling atas dari model HSCM.
Prinsip dari logistik halal:
- Menciptakan
sistem logistik halal secara global.
- Meminimalkan
kesulitan untuk industri halal.
- Mendefinisikan
kontaminasi silang antara halal dan haram dan bagaimana menghindarinya.
- Menciptakan
evolusi nilai-nilai dari rantai pasokan halal secara lengkap.
- Sistem
yang telah dibuat harus sesuai dengan standar yang sudah ada baik standar
nasional maupun standar
internasional
Dalam HSCM
ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan seperti:
- Pakan
(sayuran)
- Obat
hewan (harus halal)
- Penyembelihan
harus layak (menggunakan pisau tajam dan menyebut nama Allah)
- Pemisahan
bahan yang halal maupun tidak halal yang layak mencakup penanganan, pengemasan,
penyimpanan, penggunaan forklift,
container untuk pengangkutan atau transportasi dll.
Kunci
sukses implementasi halal SCM:
1.
Dukungan pemerintah berupa komitmen bersama.
2.
Aset khusus. Contohnya adalah armada khusus selama mengoperasikan transportasi
dengan mengutamakan efisiensi, namun tetap menjaga kualitas.
3. Teknologi informasi. Maksudnya adalah mengintegrasikan teknologi untuk
pertukaran informasi selama proses tracking
dan tracing yang berfungsi untuk mengukur
kinerja dari operasi dan pengawasan.
4.
Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan kunci sukses untuk memberikan edukasi dalam
bentuk pelatihan yang fungsinya memperdalam pemahaman konsep dan terapannya
secara lebih.
5.
Hubungan yang kolaboratif (dapat berupa kepercayaan, transparansi, keterbukaan
informasi antar pihak dalam supply chain
agar meningkatkan efektivitas dan efisiensi bersama).
6.
Sertifikasi halal, pembuatan standar dan pedoman halal.
Sekian tulisan kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar