Sabtu, 08 September 2018

10 Faktor yang Memengaruhi Kebiasaan Makan, Nomor 9 Unexpected banget!



Hasil gambar untuk kebiasaan makan
Ilustrasi. Sumber: https://tinyurl.com/ybfue36s
Makan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Makanan dapat memenuhi kepuasan emosional dan kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Dengan melakukan kegiatan ini, kita juga mampu mempererat hubungan sosial antara teman maupun keluarga. Dalam memilih makanan maupun minuman yang akan dikonsumsi, pilihan tersebut cenderung dipengaruhi oleh kebiasaan makan individu masing-masing. Kebiasan makan tidak hanya menjelaskan  bagaimana piluhan makanan, namun bagaimana pengolahan makanannya dan sebagainya. Ada banyak sekali kebiasaan individu akan menentukan pilihan. Berikut faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan makan seseorang:
1.       Agama:
Di beberapa aliran agama Buddha penganutnya menganut diet vegetarian yang berarti secara garis besar tidak boleh memakan hewani. Begitu pula dengan penganut agama Islam yang tidak makan Babi dan penganut agama Hindu tidak makan sapi. Kebiasaan makan seperti ini cenderung menimbulkan keterpaksaan terkadang. Namun, untuk penganut yang taat tidak akan merasa terpaksa karena memang sudah kewajiban individu masing-masing.
2.       Ekonomi:
Faktor ini merupakan skala besar dari faktor kesejatreraan. Bila perekonomian lebih baik, maka pola makannya cenderung akan lebih baik. Contoh pola makan di Jepang lebih baik Zimbabwe, Fiji, Samoa dll.
3.       Suku/bangsa:
Kebiasaan makan di setiap bangsa berbeda-beda. Ada beberapa negara yang mangkoknya tidak boleh diangkat. Contoh lain adalah negara kita sendiri Indonesia. Di Indonesia makan tidak boleh sendaw karena tidak sopan. Namun, kalau di Jepang sehabis makan harus sendawa agar menghargai pemasak makanan di sana. Hal itu berarti penegasan bahwa makanan yang dimakan enak.
4.       Lingkungan/keluarga:
Lingkungan yang berbeda dan keluarga yang berbeda akan menghasilkan kebiasaan makan yang berbeda. Contoh orang Batak memotong anjing secara biasa, namun orang Manado mematikan anjing dengan merendam dalam air sampai mati untuk diolah sebagai makanan.
5.       Geografis:
Letak geografis akan memengaruhi kebiasaan makan. Hal itu disebabkan oleh ketersediaan bahan makanan yang akan diolah juga. Contoh masyarakat yang tinggal di pesisir biasanya gemar mengonsumsi ikan. Masyarakat yang tinggal di hutan biasanya gemar memakan sayuran dan hewan buruan. Keterpaksaan geografis terkadang mengakibatkan orang merubah perilaku makannya.
6.       Kebutuhan khusus:
Kebutuhan khusus beberapa orang akan mengubah perilaku makannya. Contohnya alergi terhadap nasi, gluten pada tepung terigu (celiac disease), alergi pada gula susu (lactose intolerance) dan sebagainya. Orang yang sakit diabetes dan sakit jantung memiliki beberapa pantangan makanan seperti tidak boleh mengonsumsi makanan manis alami dan makanan berlemak secara berlebihan, bahkan tidak boleh mengonsumsi sama sekali tanpa toleransi.
7.       Pendidikan:
Orang yang berpendidikan dengan orang yang kurang berpendidikan dapat memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Orang yang berpendidikan akan sadar kesehatan dengan tidak sembarangan memakan dengan tangan dan harus mencucinya dengan air mengalir dan sabun atau sanitizer. Semakin tinggi pendidikan maka individu akan semakin selektif dalam memilih makanan.
8.       Usia:
Usia seseorang akan memengaruhi kebiasaan makan mereka. Contoh anak kecil dengan umur tertentu belum dapat memakan nasi. Begitu pula dengan lansia yang makanannya dibatasi.
9.       Teknologi:
Teknologi di bidang pangan semakin berkembang pesat. Contoh es krim yang memakai nitrogen cair yang didinginkan, agar es tidak mudah meleleh. Kekayaan teknologi di bidang pangan akan menambah ragam kebiasaan makan setiap kaum. Pasti tidak sadar kan dengan faktor yang satu ini..
10.   Kesejahteraan:
Kesejahteraan sangat berkaitan dengan kebiasaan makan. Misalnya seseorang yang hidupnya masih sederhana gemar memakan bakso dan jagung bakar di pinggir jalan. Namun, hal itu mungkin tidak akan dilakukan lagi ketika orang tersebut sudah cukup mapan dan bergengsi.  Kesejahteraan yang baik dapat membuat orang mengonsumsi makanan dengan harga yang wah! Contoh lain jajaran tinggi perusahan yang gemar mengonsumsi sup pipi ikan karena dagingnya mahal supaya terlihat gengsinya di depan orang lain.
Melihat ada cukup banyak faktor-faktor di atas, maka faktor-faktor tersebut akan berpengaruh nantinya di masa depan. Faktor-faktor tersebut akan diturunkan terus dari generasi ke generasi. Hal itu tentunya akan berubah menjadi budaya makanan yang akan melekat dan menjadi kearifan lokal. Sekian untuk tulisan saya kali ini, terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar