Ilustrasi. Sumber: https://tinyurl.com/yctna4lw
Hidup dapat
diibaratkan seperti roda yang berputar yang tidak selalu di atas. Kadang di
atas dan kadang di bawah. Dalam perusahaan ketika kondisi sedang di bawah,
kondisi ini dapat berujung pada kondisi krisis.
Krisis merupakan suatu masa
yang kritis yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang kemungkinan memiliki
pengaruh negatif terhadap perusahaan. Oleh karena itu, keputusan cepat dan
tepat perlu dilakukan agar tidak memengaruhi keseluruhan operasional
perusahaan. Pengambilan keputusan pasti memerlukan pemrosesan informasi langkah
secara berani untuk meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Sebuah krisis
cenderung menjadi sebuah situasi yang menghasilkan efek negatif yang
memengaruhi organisasi, produknya, dan reputasinya di hadapan publik
(Kriyantono, 2006). Pada kondisi yang krisis perlu diatasi dengan keterampilan
manajemen, yaitu manajemen krisis. Manajemen krisis ialah salah satu
bentuk dari ketiga bentuk respon
manajemen terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan
(Iriantara, 2004).
Adapun ciri-ciri dari kondisi krisis dalam suatu
perusaaan dapat
dicontohkan dan dikategorikan sebagai berikut (Kasali, 2005):
Penyebab krisis dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1.
Karena kesalahan dari manusia (human error)
2.
Karena teknologi yang gagal
3.
Karena alasan sosial (kerusuhan, perang, sabotase, teroris)
4. Karena bencana alam
5. Karena manajemen tidak becus
Bentuk-bentuk
atau pengelompokan kategori krisis juga dapat dibedakan menurut penyebab
krisisnya. Kategori krisis dapat dikelompokkan menjadi:
1. Krisis teknologi (technological
crisis). Dalam era pasca industri ini makin banyak koorporasi yang bergantung
pada kemajuan dan keandalan teknologi, sehingga bilamana teknologinya yang
diandalkan gagal, maka akibatnya bagi masyarakat akan terasa dahsyat.
2.
Krisis
konfrontasi (confrontation crisis).
Krisis ini diakibatkan oleh gerakan massa yang melakukan proses dan kecaman
terhadap perusahaan.
3.
Krisis tindak
kejahatan (crisis of malevolence).
Krisis timbul sebagai akibat dari tindakan beberapa orang atau kelompok-kelompok
terorganisasi yang ingin berbuat jahat.
4.
Krisis kegagalan
manajemen (crisis of management failures).
Krisis muncul karena kelompok-kelompok yang diberi kewenangan khusus membuat
salah urus atau penyalahgunakan kekuasaan.
5. Krisis ancaman-ancaman lain (crisis involving other threats to the organization). Dalam perkembangan
sekarang ini, krisis dapat berbentuk likuidasi, pencaplokan, dan merger perusahaan
Namun tenang saja, seluruh
masalah pasti dapat diatasi dengan berbagai solusi yang mungkin dapat diambil
dengan berbagai pertimbangan Berikut merupakan solusi yang dapat dilakukan jika
terjadi krisis adalah (Kasali, 2005):
1. Identifikasi masalah
2. Isolasi/pengucilan
yang merupakan penyebab dari masalah.
3. Pemetaan
internal-eksternal.
4. Pilihan
strategi, yang dibagi 3 yakni:
a. Strategi defensif: mengulur waktu,
tidak melakukan apa-apa, membentengi diri dengan kua
b. Strategi
adaptif: mengubah kebijakan, memodifikasi operasional, melakukan kompromi,
meluruskan citra perusahaan
c. Strategi dinamis (sifatnya makro dan
dapat mengubah karakter sebuah organisasi): merger
dan akuisisi, investasi baru, menjual saham, meluncurkan produk baru, menggandeng kekuasaan, melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian publik.
Setelah sebuah perusahaan
telah menghadapi dan melewati masa krisisnya, maka menjadi penting untuk
menghadapi masa depannya agar lebih cerah dan tidak mengulang kembali
kejatuhan/ krisis yang pernah menimpa sebelumnya untuk kedua kalinya. Untuk
itu, sebuah organisasi perlu merumuskan bersama-sama strategi antisipasi
seandainya krisis datang lagi (terstruktur maupun detail) tergantung pada sumber daya yang dimilikinya,
agar tidak jatuh dalam lubang yang sama. Sekian untuk tulisan kali ini.
Referensi:
Kasali, R. 2005. Change! (hlm 89). Jakarta: Gramedia
Kriyantono, 2006. Teknik praktis riset komunikasi (hlm 173-174). Jakarta: Kencana
Iriantara, Y. 2004. Manajemen strategis public
relations(hlm 116). Jakarta: Ghalia Indonesia
Mazur, L. dan White, J. 1998. Manajemen krisis,
terjemahan Miftah F. Rakhmat. Jurnal ISKI Manajemen Krisis (2), 32
|
Minggu, 27 Mei 2018
Manajemen Krisis pada Perusahaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar