Ilustrasi. Sumber: https://tinyurl.com/ybfue36s |
Makan adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Makanan dapat memenuhi kepuasan emosional
dan kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Dengan melakukan kegiatan ini, kita juga
mampu mempererat hubungan sosial antara teman maupun keluarga. Dalam memilih
makanan maupun minuman yang akan dikonsumsi, pilihan tersebut cenderung
dipengaruhi oleh kebiasaan makan individu masing-masing. Kebiasan makan tidak
hanya menjelaskan bagaimana piluhan
makanan, namun bagaimana pengolahan makanannya dan sebagainya. Ada banyak
sekali kebiasaan individu akan menentukan pilihan. Berikut faktor-faktor yang
memengaruhi kebiasaan makan seseorang:
1. Agama:
Di
beberapa aliran agama Buddha penganutnya menganut diet vegetarian yang berarti
secara garis besar tidak boleh memakan hewani. Begitu pula dengan penganut
agama Islam yang tidak makan Babi dan penganut agama Hindu tidak makan sapi. Kebiasaan
makan seperti ini cenderung menimbulkan keterpaksaan terkadang. Namun, untuk
penganut yang taat tidak akan merasa terpaksa karena memang sudah kewajiban
individu masing-masing.
2. Ekonomi:
Faktor
ini merupakan skala besar dari faktor kesejatreraan. Bila perekonomian lebih
baik, maka pola makannya cenderung akan lebih baik. Contoh pola makan di Jepang
lebih baik Zimbabwe, Fiji, Samoa dll.
3. Suku/bangsa:
Kebiasaan
makan di setiap bangsa berbeda-beda. Ada beberapa negara yang mangkoknya tidak
boleh diangkat. Contoh lain adalah negara kita sendiri Indonesia. Di Indonesia
makan tidak boleh sendaw karena tidak sopan. Namun, kalau di Jepang sehabis
makan harus sendawa agar menghargai pemasak makanan di sana. Hal itu berarti
penegasan bahwa makanan yang dimakan enak.
4. Lingkungan/keluarga:
Lingkungan
yang berbeda dan keluarga yang berbeda akan menghasilkan kebiasaan makan yang
berbeda. Contoh orang Batak memotong anjing secara biasa, namun orang Manado mematikan
anjing dengan merendam dalam air sampai mati untuk diolah sebagai makanan.
5. Geografis:
Letak
geografis akan memengaruhi kebiasaan makan. Hal itu disebabkan oleh
ketersediaan bahan makanan yang akan diolah juga. Contoh masyarakat yang
tinggal di pesisir biasanya gemar mengonsumsi ikan. Masyarakat yang tinggal di
hutan biasanya gemar memakan sayuran dan hewan buruan. Keterpaksaan geografis
terkadang mengakibatkan orang merubah perilaku makannya.
6. Kebutuhan khusus:
Kebutuhan
khusus beberapa orang akan mengubah perilaku makannya. Contohnya alergi
terhadap nasi, gluten pada tepung terigu (celiac
disease), alergi pada gula susu (lactose
intolerance) dan sebagainya. Orang yang sakit diabetes dan sakit jantung
memiliki beberapa pantangan makanan seperti tidak boleh mengonsumsi makanan
manis alami dan makanan berlemak secara berlebihan, bahkan tidak boleh
mengonsumsi sama sekali tanpa toleransi.
7. Pendidikan:
Orang
yang berpendidikan dengan orang yang kurang berpendidikan dapat memiliki
kebiasaan makan yang berbeda. Orang yang berpendidikan akan sadar kesehatan
dengan tidak sembarangan memakan dengan tangan dan harus mencucinya dengan air
mengalir dan sabun atau sanitizer. Semakin tinggi pendidikan maka individu akan
semakin selektif dalam memilih makanan.
8. Usia:
Usia
seseorang akan memengaruhi kebiasaan makan mereka. Contoh anak kecil dengan
umur tertentu belum dapat memakan nasi. Begitu pula dengan lansia yang
makanannya dibatasi.
9. Teknologi:
Teknologi
di bidang pangan semakin berkembang pesat. Contoh es krim yang memakai nitrogen
cair yang didinginkan, agar es tidak mudah meleleh. Kekayaan teknologi di
bidang pangan akan menambah ragam kebiasaan makan setiap kaum. Pasti tidak sadar kan dengan faktor yang satu ini..
10. Kesejahteraan:
Kesejahteraan
sangat berkaitan dengan kebiasaan makan. Misalnya seseorang yang hidupnya masih
sederhana gemar memakan bakso dan jagung bakar di pinggir jalan. Namun, hal itu
mungkin tidak akan dilakukan lagi ketika orang tersebut sudah cukup mapan dan
bergengsi. Kesejahteraan yang baik dapat
membuat orang mengonsumsi makanan dengan harga yang wah! Contoh lain jajaran
tinggi perusahan yang gemar mengonsumsi sup pipi ikan karena dagingnya mahal
supaya terlihat gengsinya di depan orang lain.
Melihat ada cukup banyak
faktor-faktor di atas, maka faktor-faktor tersebut akan berpengaruh nantinya di
masa depan. Faktor-faktor tersebut akan diturunkan terus dari generasi ke generasi.
Hal itu tentunya akan berubah menjadi budaya makanan yang akan melekat dan
menjadi kearifan lokal. Sekian untuk tulisan saya kali ini, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar