Silabus Senin, 9 Oktober 2015
Makalah adalah salah satu karya tulis ilmiah yang biasa didengar di kalangan para pelajar SMA ataupun mahasiswa. Guru maupun dosen sering memberikan tugas makalah dalam rangka memenuhi kewajiban nilai atau sebagai syarat mengikuti ujian akhir maupun penentu kelulusan. Makalah biasa dibuat oleh 1-3 orang jadi pembuatan makalah bisa dilakukan secara personal maupun berkelompok.
Mengingat tujuan pembuatan makalah yang begitu penting tentunya segala aspek yang dinilai harus diperhatikan. Dalam penilaian makalah salah satu aspek yang diperhatikan adalah susunan makalah itu sendiri. Susunan makalah yang benar adalah sebagai berikut:
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Info
1.1.2 Sejarah
1.1.3 Alasan
1.2 Tujuan/Rumusan Masalah
1.3 Hipotesis
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1Dasar Teori
2.2Metodologi
BAB 3 HASIL PENELITIAN/PROSES
BAB 4 PERHITUNGAN/PEMBAHASAN
BAB 5 KESIMPULAN/SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sekian post saya pada hari ini. Silahkan berikan komentar yang dapat membuat blog ini
menjadi lebih baik kedepannya. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Albert
Kuhon. Ms selaku dosen pengantar teknologi pangan yang telah memberikan silabus.
Sabtu, 24 Oktober 2015
Selasa, 13 Oktober 2015
Cabang Ilmu Biologi
Ilustrasi Sumber: http://fk.unud.ac.id/pspd/wp-content/uploads/2015/04/11.jpg |
Biologi merupakan pohon ilmu yang sangat besar. Karena luasnya bahan kajian biologi, biologidibagi lagi menjadi cabang-cabang ilmu .Cabang dari biologi berjumlah ratusan, yang berkembang pesat terutama sejak abad ke-20. Biologi sendiri semula merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural sciences) yang dipelajari oleh para naturalis (ahli ilmu-ilmu alamiah). Biologi sebagai ilmu yang mandiri, dalam arti memiliki perangkat analisis dan konsep-konsep ilmiah yang kokoh, baru terbentuk pada abad ke-18, setelah penemuan mikroskop dan tumbangnya dogma generatio spontanea oleh konsep omne vivum ex vivo. Konsep evolusi, pewarisan sifat (hereditas), dan penemuan DNA sebagai bahan genetik memacu perkembangan biologi secara pesat dan menghasilkan cabang-cabang yang dikenal sekarang ini.
Pembagian biologi di bawah ini tidak bersifat mutlak karena beberapa cabang yang sekarang dianggap mandiri masih memiliki keterkaitan dengan bidang induknya, misalnya genetika dengan fisiologi, biologi molekular dengan genetika, dan sebagainya. Selain itu, karena dinamisnya perkembangan ilmu-ilmu ini, seringkali ilmu-ilmu ini saling bertemu dan menghasilkan kajian antardisiplin yang sukar dipisahkan.
Beberapa cabang-cabang ilmu biologi antara lain :
1. Agronomi, ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya*
2. Algologi, ilmu yang mempelajari tentang alga*
3. Anatomi atau ilmu urai tubuh, ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
4. Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari makhluk hidup.
5. Anestesiologi, disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
6. Apiari, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
7. Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
8. Artrologi, ilmu yang mempelajari tentang sendi (penyakit sendi)
9. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri*
10. Bioinformatika, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis
11. Biologi Molekuler, kajian biologi pada tingkat molekul
12. Biologi Reproduksi, cabang biologi yang mendalami tentang perkembangbiakan
13. Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup*
14. Biofisika. cabang ilmu biologi yang mengkaji aplikasi aneka perangkat dan hukum fisika untuk menjelaskan aneka fenomena hayati atau biologi
15. Biogeografi, cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu
16. Biostatistika, (gabungan dari kata biologi dengan statistika; kadang-kadang dirujuk sebagai biometri atau biometrika) adalah penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu biologi
17. Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.*
18. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan*
19. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
20. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak
21. Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
22. Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
23. Epidemiologi, ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
24. Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
25. Endokrinologi, ilmu yang mempelajari tentang hormone
26. Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga*
27. Etnobotani, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan
28. Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
29. Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
30. Eugenetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
31. Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam jangka panjang
32. Enzimologi, ilmu yang mempelajari tentang enzim*
33. Farmakologi,ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh manusia
34. Fikologi, Ilmu yang mempelajari tentang alga.*
35. filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya
36. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
37. Fisioterapi, Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadap penderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
38. Fitopatologi, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara
39. Gastrologi, ilmu yang mempelajari tentang salurang pencernaan, terutama lambung dan usus*
40. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
41. Genetika kuantitatif, Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan Mendel
42. Genetika molukuler, cabang genetika yang mengkaji bahan genetik dan ekspresi genetik di tingkat subselular (di dalam sel)
43. Genetika , cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi
44. Ginekologi, ilmu yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium)
45. Genomika, ilmu yang mempelajari tentang bahan genetik dari suatu organisme atau virus
46. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
47. Hematologi, ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya
48. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
49. Higiene, ilmu yang mempelajari tentang kesehatan makhluk hidup
50. Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan
51. Imunologi, Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
52. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
53. Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
54. Limnologi, ilmu yang mempelajari tentang rawa
55. Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang molusk
56. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
57. Metabolomika, kajian dalam biologi molekular yang memusatkan perhatian pada keseluruhan produk proses enzimatik yang terjadi di dalam sel*
58. Mikobiologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur*
59. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang organism
60. Miologi, ilmu yang mempelajari tentang otot
61. Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
62. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme
63. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematod
64. Nefrologi, cabang medis internal yang mempelajari fungsi dan penyakit ginjal
65. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem saraf
66. Organologi, ilmu yang mempelajari tentang organ
67. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
68. Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi dewasa
69. Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
70. Osteologi, ilmu yang mempelajari tentang tulang
71. Oftalmologi, ilmu yang mempelajari tentang mata ( penyakit mata )
72. Palaentologi, Ilmu yang mempelajari tentang fosil
73. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
74. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
75. Palinologi, ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen
76. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
77. Patologi, ilmu yang mempelajari tentang penyakit
78. Patologi anatomi, ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
79. Patologi Klinik, ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
80. Pediatri, ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak
81. Philogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
82. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
83. Proteomika, kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel.*
84. Protozoologi, ilmu yang mempelajari tentang protozoa
85. Psikiatri, ilmu kedokteran jiwa
86. Pteridologi, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan paku
87. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-paru
88. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi geombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
89. Reumatologi, ilmu yang ditujukan untuk diagnosis dan terapi kondisi dan penyakit yang mempengaruhi sendi, otot, dan tulang
90. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetis
91. Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
92. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
93. Sanitasi, ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
94. Taksonomi, ilmu yang mempelajari tentang sistematika makhluk hidup
95. Teknik Biokimia, cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan dengan perancangan dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi
96. Teratologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia.
97. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.*
98. Transkriptomika, bagian dari biologi molekular yang mengkaji tentang produk transkripsi secara keseluruhan (transkriptom)
99. Urologi, cabang ilmu kedokteran yang mencakup ginjal dan saluran kemih pada pria dan wanita baik dewasa dan anak serta organ reproduksi pada pria
100. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus
101. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan*
nb:
* dapat diaplikasikan untuk ilmu dalam program studi teknologi pangan
Sekian post saya pada hari ini. Silahkan berikan komentar yang dapat membuat blog ini
menjadi lebih baik kedepannya.
Sumber: http://manismasruroh.blogspot.co.id/2012/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://kamuspengetahuan.blogspot.co.id/2009/04/cabang-cabang-biologi.html
Minggu, 11 Oktober 2015
Engkak Ketan
Indonesia adalah negara yang kaya, baik
akan keanekaragaman suku, adat, budaya maupun sumber daya. Makanan tradisional
menjadi salah satu budaya yang berkembang di Indonesia. Engkak Ketan merupakan salah satu makanan
tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan. Kue basah ini memiliki tekstur
yang kenyal dan berasa manis. Cara pengolahannya pun dengan memanggang adonan
per layer. Dunia selalu mengalami
perubahan, oleh karena itu timbulah arus globalisasi yang menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan makanan tradisional ini mulai memudar. Kurangnya
promosi dan pengetahuan, menyebabkan kue ini tidak dikenali di pasaran luas.
Berikut disajikan video tentang cara pembuatan engkak ketan
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UvvSd-PcSHs
menjadi lebih baik kedepannya.
Rabu, 07 Oktober 2015
Pemisahan Bahan Pangan
Silabus Senin, 5 Oktober 2015
Dalam pemrosesan bahan pangan tentunya harus mendapatkan hasil yang terbaik. Hasil yang terbaik dapat dicapai jika pengolahannya benar. Terkadang dalam proses pengolahan bahan pangan ada zat yang diinginkan sebagai hasil atau zat yang tidak diinginkan sehingga dibuang. Untuk mengambil zat atau membuang zat diantara zat-zat yang lain harus menggunakan proses pemisahan. Pemisahan dapat terjadi pada fasa(wujud) yang sama, tapi juga dapat dilakukan pada fasa yang berbeda.
Ilustrasi Sumber: http://rsnas.kulonprogokab.go.id/files/news/normal/20150212054150@hewani.jpg |
Pemisahan dibagi 3 jenis yaitu:
A. Pemisahan benda padat dengan benda padat
-Ditampik
-Dirimbang: pemisahan dengan beda gaya berat misalnya untuk memisahkan beras dan pasir direndam dengan air nanti beras akan tenggelam sehingga pasir akan terlihat di permukaan.
-Ekstraksi: pemisahan dengan cara memberi pelarut dan memisahkan ampasnya misalnya mengambil pati tapioka dari singkong.
-Sentrifusi: jika bendanya sangat halus atau kecil.
B. Pemisahan benda cair dengan benda padat
-Ekstraksi: misalnya jika ingin mengambil santan
-Filtrasi: disaring
C. Pemisahan benda cair dengan benda cair (titik didih harus beda)
-Evaporasi: misalnya ingin mengambil ekstrak kelapa dengan santan, masak terus air dengan daging kelapanya sampai airnya menguap semua sampai tersisa minyaknya.
Informasi tambahan:
1. Cara mendapatkan pati dari singkong ada dua proses yaitu:
A. Proses tradisional: Alirkan ke selokan yang miring sepanjang 1m yang sudah diberikan sekat sebelumnya, saat dialirkan pati akan mengendap di sekat-sekat. Pati yang nanti didapatkan akan bagus untuk diolah menjadi kerupuk karena lebih mudah mekar. Efek negatif dari menggunakan proses tradisional adalah pemrosesannya memakan waktu yang lama sehingga lebih mudah terkontaminasi.
B. Proses modern:
- Singkong digiling sambil dialiri air sampai halus.
- Peras singkong lalu kita akan mendapatkan pati dengan ampasnya.
- Putar secara sentrifugal lalu pisahkan protein agar pati tidak gampang rusak.
- Diputar lagi lalu pisahkan airnya.
- Pati yang masih basah dimasukkan ke pemanas sambil digiling.
2. Cara mendapatkan senyawa aromatis pada bunga:
-Masukkan air dan bunga dalam satu wadah yang sudah disambung ke cerobong yang ujungnya terdapat wadah untuk senyawa aromatik.
-Panaskan air hingga menguap nantinya senyawa akan bercampur dengan air(ekstraksi) yang menguap.
-Campuran senyawa aromatik itu akan turun ke suatu wadah dalam bentuk tetesan-tetesan setelah terdestilasi di cerobong penghubung.
Sekian post saya pada hari ini. Silahkan berikan komentar yang dapat membuat blog ini
menjadi lebih baik kedepannya. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Albert
Kuhon. Ms selaku dosen pengantar teknologi pangan yang telah memberikan silabus.
-Masukkan air dan bunga dalam satu wadah yang sudah disambung ke cerobong yang ujungnya terdapat wadah untuk senyawa aromatik.
-Panaskan air hingga menguap nantinya senyawa akan bercampur dengan air(ekstraksi) yang menguap.
-Campuran senyawa aromatik itu akan turun ke suatu wadah dalam bentuk tetesan-tetesan setelah terdestilasi di cerobong penghubung.
Sekian post saya pada hari ini. Silahkan berikan komentar yang dapat membuat blog ini
menjadi lebih baik kedepannya. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Albert
Kuhon. Ms selaku dosen pengantar teknologi pangan yang telah memberikan silabus.
Langganan:
Postingan (Atom)